I.
TRANSMISI ASYNCHRONOUS DAN SYNCHRONOUS
Data ditransfer melalui path
komunikasi tunggal pada transmisi data secara serial dimana tiap elemen
pensinyalan dapat berupa :
kurang dari 1 bit : misalnya
dengan pengkodean Manchester 1 bit : NRZ-L dan FSK adalah contoh-contoh analog
dan digital lebih dari 1 bit : QPSK sebagai contohnya.
Dalam bahasan ini, kita
menganggap satu bit per elemen pensinyalan kecuali jika keadaan sebaliknya.
Synchronisasi adalah salah
satu tugas utama dari komunikasi data. Suatu transmitter mengirim message 1 bit
pada suatu waktu melalui suatu medium ke receiver. Receiver harus mengenal awal
dan akhir dari blok-blok bit dan juga harus mengetahui durasi dari tiap bit
sehingga dapat men-sampel line tersebut dengan timing yang tepat untuk membaca
tiap bit. Misalkan pengirim (sender) mentransmisi sejumlah bit-bit data.
Pengirim mempunyai suatu clock yang mempengaruhi timing dari transmisi bit-bit.
Sebagai contoh, jika data ditransmisi dengan 10000 bits per second (bps),
kemudian 1 bit akan ditransmisi setiap 1/10000 = 0,1 millisecond (ms), sebagai
yang diukur oleh clock pengirim. Maka, receiver akan menentukan waktu yang
cocok untuk sampel-sampelnya pada interval dari 1 bit time. Pada contoh ini,
pen-sampling-an akan terjadi sekali setiap 0,1 ms. Jika waktu pen-sampling-an
berdasarkan pada clocknya sendiri, maka akan timbul masalah jika clock-clock
transmitter dan reciver tidak disamakan dengan tepat. Jika ada perbedaan 1
persen
(clock receiver 1 persen lebih
cepat atau lebih lambat daripada clock transmitter), maka pen-sampling-an
pertama 0,001 ms meleset dari tengah bit (tengah bit adalah 0,05 ms dari awal
dan akhir bit). Setelah sampel-sampel mencapai 50 atau lebih, receiver akan
error karena pen-sampling-annya dalam bit time yang salah (50 x 0,001 = 0,05 ms). Untuk perbedaan timing yang kecil, error akan
terjadi kemudian, tetapi kemudian receiver akan keluar dari step transmitter
jika transmitter mengirim aliran bit yang panjang dan jika tidak ada
langkah-langkah yang men-synchron-kan transmitter dan receiver.
a. TRANSMISI ASYNCHRONOUS
Strategi dari metode ini yaitu
mencegah problem timing dengan tidak mengirim aliran bit panjang yang tidak
putus -putusnya. Melainkan data ditransmisi per karakter pada suatu waktu,
dimana tiap karakter adalah 5 sampai 8 bit panjangnya. Timing atau
synchronisasi harus dipertahankan antara tiap karakter; receiver mempunyai
kesempatan untuk men-synchron-kan awal dari tiap karakter baru.
b. TRANSMISI SYNCHRONOUS
Dengan transmisi synchronous,
ada level lain dari synchronisasi yang perlu agar receiver dapat menentukan
awal dan akhir dari suatu blok data. Untuk itu, tiap blok dimulai dengan suatu
pola preamble bit dan diakhiri dengan pola postamble bit. Polapola ini adalah
kontrol informasi.
Frame adalah data plus kontrol
informasi. Format yang tepat dari frame tergantung dari metode transmisinya
Keuntungan transmisi
synchronous :
1.
Efisien dalam ukuran blok
data; transmisi asynchronous memerlukan 20% atau lebih tambahan ukuran.
2.
Kontrol informasi kurang dari
100 bit.
II. TEKNIK DETEKSI ERROR
Ketika suatu frame ditransmisikan, tiga klas probabilitas
yang dapat muncul pada akhir penerimaan :
1.
Klas 1 (P1) : frame tiba tanpa
bit-bit error.
2.
Klas 2 (P2) : frame tiba
dengan satu atau lebih bit-bit error yang tidak terdeteksi.
3.
Klas 3 (P3) : frame tiba
dengan satu atau lebih bit-bit error yang terdeteksi dan tidak ada bit-bit
error yang tidak terdeteksi.
Persamaan dari probabilitas diatas dapat dinyatakan sebagai :
P1 = (1 - PB)nf
P2 = 1 - P1
dimana : nf = jumlah bit per frame
PB = probabilitas yang diberikan oleh bit apapun adalah error
(konstan, tergantung posisi bit).
Teknik deteksi error
menggunakan error-detecting-code, yaitu tambahan bit yang ditambah oleh
transmitter. Dihitung sebagai suatu fungsi dari transmisi bit-bit lain. Pada
receiver dilakukan perhitungan yang sama dan membandingkan kedua hasil
tersebut, dan bila tidak cocok maka berarti terjadi deteksi error.
Tiga teknik yang umum dipakai sebagai deteksi error :
1.
Parity bit.
2.
Longitudinal Redudancy Check.
3.
Cyclic Redudancy Check.
III.
Kesimpulan
Synchronisasi adalah salah satu tugas utama dari komunikasi
data. Suatu transmitter mengirim message 1 bit pada suatu waktu melalui suatu
medium ke receiver. Receiver harus mengenal awal dan akhir dari blok-blok bit
dan juga harus mengetahui durasi dari tiap bit sehingga dapat men-sampel line
tersebut dengan timing yang tepat untuk membaca tiap bit.
Strategi dari metode ini yaitu mencegah problem timing dengan
tidak mengirim aliran bit panjang yang tidak putus -putusnya. Melainkan data
ditransmisi per karakter pada suatu waktu, dimana tiap karakter adalah 5 sampai
8 bit panjangnya.
Ketika suatu frame ditransmisikan, tiga klas probabilitas
yang dapat muncul pada akhir penerimaan :
1. Klas 1 (P1) : frame tiba tanpa bit-bit error.
2. Klas 2 (P2) : frame tiba dengan satu atau lebih bit-bit error
yang tidak terdeteksi.
3. Klas 3 (P3) : frame tiba dengan satu atau lebih bit-bit error
yang terdeteksi dan tidak ada bit-bit error yang tidak terdeteksi
TATON STICK | titanium tent stakes - TITIAN TES
BalasHapusTATON STICK. titanium pan Description. TATON STICK. T-AIM. TATON STICK titanium banger is a custom-made tool for the titanium wedding ring Tatatonic tree family. It has a titanium muzzle brake fixed-point grid of dental implants 13
find male masturbator,wholesale sex dolls,love dolls,sex dolls,dildo,wolf dildo,dildo,wholesale sex doll,wolf dildo resource
BalasHapus